web stats

Kamis, 05 Februari 2015

JENIS - JENIS BURUNG TERINDAH

  •  BURUNG CENDRAWASIH
   
Burung-burung Cendrawasih adalah anggota famili Paradisaeidae dari ordo Passeriformes. Habitat asli Cendrawasih bisa dijumpai di Indonesia bagian timur, pulau-pulau selat Torres, Papua Nugini, dan juga Australia timur. Burung anggota dari keluarga ini dikenal di karenakan bulu burung jantan memiliki banyak macamnya, terlebih bulu yang amat memanjang dan juga rumit yang tumbuh dari paruh, sayap hingga kepalanya.
Burung Cendrawasih
Burung Cendrawasih
Burung cendrawasih yang sangat populer yaitu anggota genus Paradisaea, terhitung spesies tipenya, cendrawasih kuning-besar, Paradisaea apoda. Type ini digambarkan dari spesimen yang dibawa ke Benua Eropa dari ekpedisi dagang. Spesimen ini disediakan oleh pedagang pribumi membuang sayap dan kakinya supaya bisa jadikan hiasan. Hal ini Tak di ketahui oleh beberapa penjelajah dan menyebabkan keyakinan bahwasanya burung ini Tak dulu mendarat tetapi terus ada di hawa di karenakan bulu-bulunya. Inilah asal mula nama bird of paradise ( burung surga oleh orang Inggris ) dan nama type apoda – yang artinya tidak berkaki.
Banyak type memiliki ritual kawin yang rumit, dengan sistem kawin beberapa jenis Paradisaea yaitu burung-burung jantan berkumpul utk berkompetisi menunjukkan keelokannya pada burung betina supaya bisa kawin. Sesaat type lain layaknya beberapa jenis Cicinnurus dan Parotia mempunyai tari perkawinan yang teratur. Burung jantan pada type yang dimorfik seksual berbentuk poligami. Banyak burung hibrida yang digambarkan sbg type baru, dan sebagian spesies diragukan kevalidannya.
Jumlah telurnya agak kurang pasti. Pada type besar, barangkali hampir senantiasa satu telur. Type kecil bisa membuahkan sejumlah 2-3 telur ( Mackay 1990 ).

Ciri-ciri Burung Cendrawaih

Cendrawasih memiliki ciri khas bulunya yang indah yang dimiliki oleh burung jantannya. Biasanya bulunya berwarna cerah dengan gabungan sebagian warna layaknya warna hitam, cokelat, kemerahan, oranye, kuning, putih, biru, dan hijau serta ungu.
Ukuran burung Cenderawasih beragam macam. Dimulai dari yang memiliki ukuran 15 cm dengan berat 50 gram layaknya pada type Cendrawasih Raja ( Cicinnurus regius ), sampai yang memiliki ukuran sebesar 110 cm Cendrawasih Paruh Sabit Hitam ( Epimachus albertisi ) atau juga yang beratnya meraih 430 gram layaknya pada Cendrawasih Manukod Jambul-bergulung ( Manucodia comrii ).
Keindahan bulu Cendrawasih jantan dipakai untuk menarik perhatian lawan type. Untuk merayu sang betina supaya bersedia diajak kawin, burung jantan dapat memamerkan bulunya dengan lakukan tarian-tarian indah. Sembari bernyanyi diatas dahan, pejantan bergoyang dengan beragam gerakan ke beragam arah. Apalagi kadang-kadang sampai bergantung terbalik bertumpu pada dahan. Tetapi, setiap spesies Cendrawasih pastinya mempunyai jenis tarian tersendiri.

Klasifikasi Ilmiah Cendrawasih

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Passeriformes
Famili: Paradisaeidae

Burung Cendrawasih dan Manusia

Penduduk di Papua kerap menggunakan bulu cendrawasih untuk pakaian dan kebiasaan mereka, dan sebagian era yang lalu bulu itu mutlak utk di buat topi wanita di Eropa. Perburuan utk memperoleh bulu dan perusakan habitat mengakibatkan penurunan jumlah burung pada sebagian type ke tingkat terancm ; perusakan habitat di karenakan penebangan hutan saat ini adalah ancaman utama.
Perburuan burung cendrawasih utk di ambil bulunya utk perdagangan topi marak diakhir era 19 dan awal era 20 ( Cribb 1997 ), tetapi saat ini burung-burung itu dilindungi dan perburuan cuma dibolehkan utk keperluan perayaan dari suku setempat. Dalam hal Cendrawasih panji, dianjurkan mengambil dari tempat tinggal sarang burung Namdur. Ketika Raja Mahendra dari Nepal naik tahta pada thn 1955, nyatanya bulu burung cendrawasih pada mahkota kerajaan Nepal butuh diganti. Di karenakan larangan perburuan, penggantian selanjutnya diijinkan dari kiriman yang diambil alih oleh hukum Amerika Serikat.
Burung cendrawasih dewasa digambarkan pada bendera Papua Nugini. David Attenborough sudah menyebutkan sebagian burung cendrawasih sbg type hewan favoritnya, barangkali dia suka Cendrawasih botak.

Incoming search terms:

burung cendrawasih,cendrawasih,ciri ciri burung cendrawasih,habitat burung cendrawasih,ciri-ciri burung cendrawasih,burung cenderawasih,deskripsi burung cendrawasih,Burung cendrawasi,ciri burung cendrawasih,Habitat cendrawasih
 

Burung Cendrawasih Burung Surga (Bird of Paradise)

 

Burung Cendrawasih layak digelari sebagai Burung Surga (Bird of Paradise). Burung Cendrawasih yang merupakan burung khas Papua, terutama yang jantan, memiliki bulu-bulu yang indah layaknya bidadari yang turun dari surga (kayangan). Keindahan bulu Cendrawasih tiada duanya.
Burung Cendrawasih merupakan sekumpulan spesies burung yang dikelompokkan dalam famili Paradisaeidae. Burung yang hanya terdapat di Indonesia bagian timur, Papua Nugini, dan Australia timur ini terdiri atas 14 genus dan dan sekitar 43 spesies. 30-an spesies diantaranya bisa ditemukan di Indonesia.
Oleh masyarakat Papua, burung cendrawasih dipercaya sebagai titisan bidadari dari surga. Dulunya burung ini dianggap sebagai burung cantik tetapi tidak berkaki. Mereka tidak akan turung ke tanah tetapi hanya berada di udara saja lantaran bulu-bulunya yang indah. Karena itu kemudian burung Cenderawasih terkenal sebagai Bird of Paradise atau Burung Surga (Kayangan). Dan beberapa jenis yang terkenal adalah dari genus Paradisaea yang penamaannya berasal dari kata Paradise.
Cendrawasih Raggiana (Paradisaea raggiana)
Diskripsi dan Ciri Cendrawasih. Burung-burung Cendrawasih mempunyai ciri khas bulunya yang indah yang dimiliki oleh burung jantan. Umumnya bulunya berwarna cerah dengan kombinasi beberapa warna seperti hitam, cokelat, kemerahan, oranye, kuning, putih, biru, hijau dan ungu.
Ukuran burung Cenderawasih beraneka ragam. Mulai dari yang berukuran 15 cm dengan berat 50 gram seperti pada jenis Cendrawasih Raja (Cicinnurus regius), hingga yang berukuran sebesar 110 cm Cendrawasih Paruh Sabit Hitam (Epimachus albertisi) atau yang beratnya mencapai 430 gram seperti pada Cendrawasih Manukod Jambul-bergulung (Manucodia comrii).
Keindahan bulu Cendrawasih jantan digunakan untuk menarik perhatian lawan jenis. Untuk ‘merayu’ betina agar bersedia diajak kawin, burung jantan akan memamerkan bulunya dengan melakukan tarian-tarian indah. Sambil bernyanyi di atas dahan, pejantan bergoyang dengan berbagai gerakan ke berbagai arah. Bahkan terkadang hingga bergantung terbalik bertumpu pada dahan. Namun, tiap spesies Cendrawasih tentunya punya tipe tarian tersendiri.
Burung Cendrawasih mempunyai habitat hutan lebat yang umumnya di daerah dataran rendah. Burung dari surga ini dapat dijumpai di beberapa pulau di Indonesia bagian timur seperti Maluku dan Papua. Selain itu juga dapat ditemukan di Papua Nugini dan Australian Timur.
Cendrawasih Kuning Besar (Paradisaea apoda)
Cendrawasih Kuning Besar (Paradisaea apoda)
Jenis-jenis Burung Cendrawasih. Cenrawasih terdiri atas 13 genus yang mempunyai sekitar 43 spesies (jenis). Indonesia merupakan negara dengan jumlah spesies Cendrawasih terbanyak. Diduga sekitar 30-an jenis Cendrawasih bisa ditemukan di Indonesia. Dan 28 jenis diantaranya tinggal di pulau Papua.
Beberapa jenis Cendrawasih yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah:
Cendrawasih Raja (Cicinnurus regius)
Cendrawasih Raja (Cicinnurus regius)
  • Cendrawasih Gagak (Lycocorax pyrrhopterus); endemik Maluku.
  • Cendrawasih Panji (Pteridophora alberti); Papua
  • Cendrawasih Kerah (Lophorina superba); Papua
  • Cendrawasih Paruh-sabit Kurikuri (Epimachus fastuosus); Papua.
  • Cendrawasih Botak (Cicinnurus respublica); endemik pulau Waigeo, Raja Ampat.
  • Cendrawasih Raja (Cicinnurus regius); Papua dan pulau sekitar.
  • Cendrawasih Belah Rotan (Cicinnurus magnificus); Papua (Indonesia dan Papua Nugini).
  • Bidadari Halmahera (Semioptera wallacii); endemik Maluku.
  • Cendrawasih Mati Kawat (Seleucidis melanoleuca); Papua.
  • Cendrawasih Kuning Kecil (Paradisaea minor); Papua (Indonesia dan Papua Nugini).
  • Cendrawasih Kuning Besar (Paradisaea apoda); Papua (Indonesia dan Papua Nugini).
  • Cendrawasih Raggiana (Paradisaea raggiana); Papua (Indonesia dan Papua Nugini).
  • Cendrawasih Merah (Paradisaea rubra); endemik pulau Waigeo, Indonesia.
  • Toowa Cemerlang (Ptiloris magnificus); Indonesia, Papua Nugini, dan Australia.
  • Manukodia Mengkilap (Manucodia ater); Indonesia dan Papua Nugini.
  • Paradigala Ekor-panjang (Paradigalla carunculata); Papua.
  • Astrapia Arfak (Astrapia nigra); endemik Papua, Indonesia.
  • Parotia Arfak (Parotia sefilata); endemik Papua, Indonesia.
  • Pale-billed Sicklebill (Drepanornis bruijnii); Indonesia dan Papua Nugini.
Burung Cendrawasih Mati Kawat (Seleucidis melanoleuca) ditetapkan menjadi Fauna Identitas provinsi Papua. Dan beberapa jenis seperti Cendrawasih Raja, Cendrawasih Botak, Cendrawasih Merah, Toowa, dan Cendrawasih Kuning Kecil, telah masuk dalam daftar jenis satwa yang dilindungi berdasarkan UU No 5 Tahun 1990 dan PP No 7 Tahun 1999.
Cendrawasih Kuning Kecil (Paradisaea minor)
Cendrawasih Kuning Kecil (Paradisaea minor)
Sayangnya populasi burung Cendrawasih semakin hari semakin terancam dan langka akibat perburuan dan perdagangan liar yang terus berlangsung.
Klasifikasi ilmiah. Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Aves; Ordo: Passeriformes; Famili: Paradisaeidae; Genus: Lycocorax, Pteridophora, Lophorina, Epimachus, Cicinnurus, Semioptera, Seleucidis, Paradisaea, Ptiloris, Manucodia, Paradigalla, Astrapia, Drepanornis, dan Parotia. Spesies: lihat artikel.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar